Kamis, 28 April 2011

Awal Perjalanan Baru..... 1

25 April 2011

Siang itu, semua terasa normal seperti biasa. Papa istirahat di kasur sambil ngobrol-ngobrol bersama cucu dan anak-anaknya. Rasa syukur selalu terucap karena keadaan papa yang semakin membaik setelah pagi itu mengalami muntah darah. Saat itu semua keluarga sudah di kabari mengenai keadaan papa yang tadi pagi drop sehingga semua sudah berkumpul di rumah termaksud adik-adiknya yang datang ke rumah usai pulang kerja. Adzhan magrib berkumandang semua orang bersiap-siap untuk menjalankan ibadah seperti hari-hari biasa.

Ba'da Magrib kami sekeluarga masih berkumpul bersama di ruang keluara bersama papa. Saat itu kami masih bisa bersenda gurau membahas mengenai adik gue yang baru aja lulus seleksi Paskibra Perwakilan Jakarta Utara.  Saat itu adek gue masih sibuk ngurutin kaki bokap dan gue di sampingnya masih sibuk mengompres kepalanya. Tak lama menjelang adzhan isya kurang lebih pukul 7 tiba-tiba papa kembali amfal seperti tadi pagi saat gue panik melihat ia muntah darah dan kali ini kejadiannya sama seperti itu papa kembali muntah darah. Saat adzhan isya berkumandang omm gue nyuruh semua anak perempuan papa untuk buru-buru shalat dan membaca ayat Qursi, gue pun langsung mengambil wudhu shalat dan membaca ayat qursi karena saat itu sudah ada adik laki-laki, kakak ipar laki-laki, omm dan dokter yang menanganin papa serta mama yang selalu setia mendampinginya sampai akhir. 

Saat itu gue keluar kamar, dan mendengar samar-samar kata" innalilahiwainailaihirojiun, yang tabah dan sabar yaa bagi keluarga yang di tinggalkan. Duaaaaaaaaarrr bagaikan petir menyambar membuat gue diam terpaku menatap sekeliling ruang tamu yang sudah tertuntuk diam dan melihat mama yang sudah berderai air mata. Sontak seketika gue pun langsung menghampiri bokap memeluk tak percaya berusaha untuk mengecek kembali memegang hidung dan berusaha merasakan nafas yang tak ada, mendengarkan detak jantung yang tak lagi berdetak, memegang nadi di tanggan yang tak lagi terasa. Hanya menangis yang bisa gue lakukan karena tidak menyangka akan secepat ini semuanya terjadi. Saat air mata jatuh membasahi pipi, melihat jasad bokap yang sudah terbujur kaku dengan wajahnya yang oucat pasi, darah deras mengalir keluar dari lubang hidung dan mulut papa. Secara seketika gue dan nyokap pun bergegas untuk mengelap darah-darah tersebut dengan tanggan yang akhirnya berlumuran darah. Gak kuat melihat jasad bokap yang sudah terbujur kaku gue pun langsung mengurung diri di kamar untuk menangis seperti yang adek gue lakukan. Kami semua berduka, kami semua menangis, kami semua kehilangan. 

Setelah itu gue pun langsung mengabari temen-temen deket gue. yaa mengabari kabar yang tidak enak di dengar. Tangisan memecah kesunyiaan di malam itu semua menangis sejadi-jadinya tidak siap menerima kenyataan yang terjadi, Gue pun langsung nenangin diri di rumah kakak gue yang gx jauh dari rumah. Saat itu salah satu sahabat deket gue langsung dateng ke rumah, titi langsung ajah gue minta hug dan nagis karena masih belum bisa menerima kenyataan, titi selalu nemenin gue dikala suka dan duka itu sebabnya dia dateng nemuin gue saat itu. Adek gue dateng nemuin gue dan bilang udah sekarang mending lo pulang kerumah kirim yasin buat papa sana dari pada nangis-nangis terus, yaa saat itu gue dan titi ke rumah untuk yasinan dan baca al quran tapi gue gx baca karena malam itu gue laggi kedatengan tamu bulanan sedih jadinya gx bisa ikutan baca. 

usai membaca yasin gue keluar kamar dan melihat sahabat-sahabat gue datang malam itu langsung ke rumah gue, vanny dan nyokapnya jauh-jauh dari bekasi malam itu datang ke rumah menunjukan rasa berduka citanya padahal kondisi nyokapnya saat itu masih blum fit seusai operasi. keluar rumah ternyata ada sahabat-sahabat sma gue lainnya mikel, dan bakker juga dateng... seneng banget sedikit mengobati luka di hati. gak lama setelah itu sahabat-sahabat SMP gue juga dateng ada arini dan manda... yaa ampun kalian masih inget yaa udah lama gx bertemu makasih sayang. sahabat-sahabat SD ucha, rara, sigit, aang, teguh, wawan makasih yaaa malam-malam udh dateng. di susul dengan nuning, mala, prasas, mel, anita sayang kalian semua para sahabat... muachh. oiaa lupa adam.... dia juga datang malam itu. makasih yaaa

Malam itu gue gx bisa tidur, bulak balik liatin jasad bokap yang terbujur kaku, hanya bisa memandang dan menciumi wajah yang sudah pucat dengan penuh kesedihan. berusaha untuk istirahat sejenak di kamar tapi tetap saja tidak bisa tidur. Pagi datang adzhan subuh berkumandang semua bersiap-siap shalat dan gue tetap duduk diam di samping jasad bokap menemani dan berbicang-bincang sendiri. "be a strong Girl", papa tenang ajah aku akan jadi wanita yang kuat, akan semakin dewasa dalam menjalanin hidup kedepannya. (Amin)


2 komentar:

  1. hanum, maaf aku ga dateng di saat kamu sedang berduka. yang sabar ya. cuma itu yg bs keucap :)

    BalasHapus
  2. hanum, sabar ya sayang, yang kuat ya :)

    BalasHapus